Dalam perjalanan ke Changi Airport, Driver Grab kami tipical uncle-uncle Singapore. Kurus, kemeja kotak2 tangan pendek, dan berusaha ngajak ngomong dalam bahasa Melayu kepada penumpang bertampang Melayu kayak kami gini.
Begitu tau kita orang Indonesia, obrolan jadi makin nyambung
"Saya sering ke Indonesia. Saya suka Indonesia"katanya
"Ohh..jalan-jalan kemana aja, uncle?"
"Wonosobo"
Aku masih nunggu kelanjutannya...Bali, Lombok, atau Yogya gitu...liburan khan..
Tapi kok gak berlanjut...kepoism mode on 😀
"Wonosobo aja, uncle?"
"Iya, kami mengusahakan seperti panti asuhan disana. Untuk membantu anak-anak yang tidak punya biaya untuk sekolah"
Wow
Obrolan berlanjut. Ternyata Wonosobo adalah kota asal mantan helper mereka yang sekarang sudah pulang kampung. Si mbak itulah yang membantu mereka untuk mengelola panti asuhan.
"Istri dan anak perempuan saya yang lebih sering kesana. Minimal dua kali dalam setahun. Sambil mencari informasi siapa-siapa lagi yang perlu bantuan," katanya lagi.
Kami yang mendengar hanya diam.
"Terimakasih uncle sudah bantu masyarakat Indonesia hehehe...," kata suami (agak garing 😆)
"Ahh...it's ok. Bagi kami, selagi kami bisa bantu,kami akan bantu...siapapun itu. Untuk apa kami punya banyak harta, kalau tidak mampu menolong orang lain?"
Nada bicaranya biasa aja...sama sekali gak ada unsur show off atau ceramah. Tapi, bagi saya nampol bener 😥
Saya jadi melihat diri sendiri, yang sering ngayal liburan kesana, liburan kesini, mengatasnamakan family bonding time...keluarga si uncle ini travel just for simple reason...
Dan bisa jadi, travel seperti mereka itulah yang mempererat suatu keluarga.
Minjem slogan satu lomba lari disini; "run for a good cause", saya bisa bilang keluarga uncle ini "travel for a good cause" 👍
Mudah-mudahan kami bisa niru...😘
Oct 15, 2018
Travel for a good cause
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment