May 4, 2020

Circuit Breaker Day#18

Jumat, 24 April 2020

Ramadan Kareem!

Ramadan in pandemic version. Mesjid ditutup. Restauran hanya takeaways dan delivery. Semua jadi berbeda.

Biasanya sehari sebelum Ramadan kami makan diluar, di restoran. Yah..sebagai celebration gitu deh…menyambut bulan yang penuh dengan keberkahanNya.
Tapi karena #stayathome mode on dan restauran juga gak bisa dine in, jadi ya makan malam sambil nonton tipi aja lah hahaha.

Biasanya juga kita akan pergi tarawih ke Mesjid Al-Mawadah, beberapa bus stop dari rumah. Pas weekend atau malam hari libur, kita akan pergi ke mesjid2 yang agak jauh. Paling sering ke Mesjid Al-Islah. Althaf tahun lalu malah lumayan sering ikut kegiatan-kegiatan Ramadan di Mesjid Al-Islah. Sesekali kami ikut juga iftar di mesjid.
Tapi karena #stayathome mode on dan mesjid ditutup, jadi ya semua aktifitas selama bulan Ramadan akan kami jalankan di rumah saja.
Tarawih Alhamdulillah lancar-lancar sampai saat ini. Imam bergantian antara Ayah dan Althaf. Makan untuk berbuka dan Sahur, kalau Ayah pas giliran ke kantor (KBRI gak full work from home, tapi giliran tiap dua hari), maka beli lauk di kantin KBRI. Kalau pas giliran wfh, ya masak.

Kalau dirunut balik, awal mesjid ditutup itu mid March 2020. Tepatnya 12 Maret, untuk beberapa mesjid saja. Salah satunya adalah Masjid Kassim, yang hampir setiap hari pulang kerja aku kunjungi untuk sholat Ashar dan (kadang2) Sholat Magrib juga.
Penyebabnya adalah mesjid-mesjid tersebut merupakan tempat yang pernah/sering dikunjungi oleh beberapa confirmed cases of covid-19. Dari contract tracing, asal muasal penularan adalah orang-orang tersebut menghadiri pertemuan Majelis Tabligh di Malaysia, yang beritanya dihadiri lebih dari 10,000 orang dari seluruh dunia. Dan setelah acara selesai, banyak peserta bawa oleh-oleh virus corona itu :(

Sehari setelah itu, 13 Maret, semua mesjid di Singapura akan dilakukan disinfection, dan karenanya akan ditutup sekurangnya lima hari. Sedangkan semua kegiatan yang melibatkan banyak jemaah dibatalkan selama dua minggu. Yang artinya Sholat Jumat juga tidak diselenggarakan…
Dan..dan..penutupan mesjid dan peniadaan semua kegiatan di mesjid masih berlangsung sampai saat ini...

Sempat juga beberapa hari sebelum Circuit Breaker period dimulai, MUIS menyediakan small prayer spaces di bebeberapa mesjid. Untuk memberikan ruang sholat untuk para taxi driver, atau orang2 bekerja yang tidak bisa mendapatkan ruang sholat di tempat kerja (bersyukurlah yang tinggal di Indonesia, dimana mushola dan masjid tersedia dimana-mana....)


Tapi otomatis inisiatif inipun harus berhenti selama circuit breaker measure sg part 1 (dan part 2) berlangsung..

Situasi yang gak nyaman untuk banyak orang, memang. Karena bisa cepet banget berubah-ubah...

Yang amazed adalah hampir semua aktifitas yang biasanya diselenggarakan di masjid, sekarang go online….
Ngaji online, kelas online, ceramah online…
Sampai saat ini pun saya talaqqi online, lewat  WhatsApp call. Alhamdulillah.

Acara Iftar (buka Puasa) bersama di mesjid sekarang digantikan pembagian iftar di beberapa  community center.  Kegiatan ini ditujukan terutama untuk front line workers dari pandemic ini dan keluarga nya. Bisa dilihat di bukapuasa.org

Alhamdulillah...selalu ada hikmah dari setiap kejadian...In sya Allah 

No comments: