Jan 21, 2016

I liked..Sabtu Bersama Bapak

Buku ini sebenernya sudah lama ada di rak buku. Belanjaannya ayah pas kita mudik liburan sekolah tahun lalu.
"Buku ini bagus.." gitu doang komentarnya.
Ya jelaslah, dengan marketing plain begitu, aku gak tertarik untuk baca. Sampe di suatu weekend, aku cari-cari buku baru yang mau dibaca. Melihat sekilas buku ini, trus baca back cover nya, trus buka-buka halaman nya, trus...trus...dalam dua hari selesai hehehe.



Ada beberapa tokoh di sini.

Yang pertama si Bapak. Yang karena penyakitnya, diperkirakan punya sisa umur sedikit saja. Tau hal itu, dia menyiapkan rekaman-rekaman dirinya untuk kedua putranya. Rekaman yang seolah-olah mengajak kedua anaknya berdialog, memberi pendapat atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan. Uniknya, rekaman-rekaman itu dibuat sepanjang rentang umur si anak.
Setelah si bapak meninggal, dua anak ini menikmati rekaman-rekaman video itu setiap sabtu.

Yang kedua, si sulung, Satya.
Sosok ayah tiga orang anak, yang lebih banyak ninggalin rumah, karena kerja di kilang minyak di laut. Untuk berkomunikasi, keluarga ini menggunakan video call.
Digambarkan gimana anak dan istri Satya malah stress komunikasi dengan sang ayah karena semua berisi instruksi atau komplain. Sampai suatu saat Satya menonton kembali video si Bapak dan menyadari bahwa keluarga adalah segalanya.

Kemudian tokoh si Adik, Cakra, yang juga merasakan 'kedekatan' dengan si bapak menuntunnya setiap saat. 

Membaca buku ini seperti menumpang mesin waktu...ke masa-masa lalu dan sekaligus masa mendatang. Masa lalu kehidupan bersama almarhum papa; ada yang plain, rasa manis, rasa pahit, atau rasa Nano-Nano. Di saat bersamaan membuatku menerawang ke masa depan...akankah aku masih bisa berbincang-bincang dengan Shifa dan Althaf pada saat mereka kuliah, menikah nanti? Apakah saya sudah menanamkan nilai-nilai Yang paling berharga dalam kehidupan dunia ini...Yang akan terus mereka pegang teguh walau saya sudah 'pulang' duluan?.Ataukah mereka yang akan pulang duluan?

No comments: