Jan 12, 2016

Technology (not always) connecting people

Inget slogan Nokia: Connecting People?
Kalo dikenang-kenang runutan dari masa ke masa...memang bener, technology connecting people.
Aku ambil pengalaman pribadi aja.
Di tahun 70an, komunikasi dengan papa yang bertugas di lain kota kami lakukan via telegram. Kalaupun telpon, kita menelepon lewat operator. Di situlah aku kenal beberapa kata singkatan yang digunakan dalam telegram, untuk menghemat biaya. Karena biaya telegram berdasarkan jarak dan jumlah kata.
Yang paling aku inget; kata harini untuk menyingkat hari ini menjadi satu kata. Gak jelas juga apa ybs, dkk juga salah satu singkatan untuk bertelegram wkwkwk.

Terus berkembang lagi. Kita bisa interlokal langsung tanpa lewat operator. Trus tumbuh banyak wartel, happy hour interlokal (jam 10 mlm sampe 6 pagi). Aku inget dulu aku menelepon rumah dari Surabaya, pagi-pagi subuh jalan ke wartel.

Trus adalagi komunikasi pakai pager. Lucu juga. Kita mau komunikasi ke orang tapi musti lewat orang lain, gak kenal pula :D

Trus jreng..jreng...handphone tercipta, ber evolusi menjadi smartphone dg fasilitas facetime atau video call.
Komunikasi bukan cuma tulisan, atau suara, tapi se wajah2 nya ada!
Aku suka seneng kalau liat domestic worker, pekerja2 asing disini yang ngobrol dengan keluarganya lewat video call. Melihat raut muka happy mereka, bisa ngobrol dengan keluarga yang tinggal ribuan kilometer, yang harus ditinggalkan karena alasan ekonomi.
Alhamdulillah...technology indeed connecting people.

Tapi, apa iya? Gak semua sih.

Ruang tunggu apa aja sekarang sebagian besar ada tv. Cenderung orang-orang nonton tv dibanding ngobrol, ibu-anak, suami-istri.
Di beberapa jalan raya disini, di depan lampu lalu lintas nya ada LCD besar dengan beraneka iklan. Sama juga. Kita lebih tertarik lihat itu

Yang paling ganggu pikiran ku adalah ada tv commercials juga di lift lobby di kantor yang lama. Yang tadinya kita bisa ber-haha hihi selama nunggu, aku perhatikan semenjak ada lift disitu, orang2 malah tertarik untuk lihat itu. No more chitchat atau sekedar bertegur sapa.
Yup...technology akhirnya not always connecting people.

Oh ya satu lagi. Di halte bus. Disini sekarang orang-orang cenderung mengandalkan applikasi bus service. Gak perlu lagi nanya-nanya orang lain; bus ini udah lewat belum ya. Lihat aja ndiri di apps nya..disitu malah dikasih tau kapan bus akan nyampe halte itu, penuh atau gak..
Hmmm..semua balik ke kita.

No comments: