Sep 25, 2015

Lesson learned untuk si maknyak

Minggu ini ada dua pelajaran penting yang aku dapatkan selama perjalanan rumah-tempat kerja. Dan keduanya dari anak kecil.

1. Dalam bus pulang kerja,di tengah perjalanan naik seorang kakek dan satu anak umur 5 tahunan. Dari baju yang dipakai si anak, kemungkinan besar dia dijemput si kakek dari child care centre.
Di Singapore sini sudah umum anak-anak dititipkan ke lembaga penitipan anak (child care centre),terutama yang ibunya bekerja. Diantar pagi hari, dan dijemput sore hari sepulang orangtuanya bekerja. Beberapa dijemput oleh kakek/neneknya di sore hari.
Sepanjang perjalanan, si kakek terus memarahi si anak, dengan kata-kata dan nada suara yang menurutku terlalu kasar. Bahkan untuk orang dewasa, kata-katanya gak pantas sama sekali, apalagi ke anak-anak.
Sepertinya beberapa penumpang lain berpendapat yang sama. Mereka terlihat mencuri pandang ke arah mereka berdua, dengan sorot mata kasihan ke si anak atau sorot mata protes ke si kakek.
Aku lihat si anak diam, dengan ekpresi wajah sedih.
Besok paginya, ternyata aku bertemu lagi dengan mereka di bus stop tempat aku naik bus menuju kantor.
Tapi..masya Allah...si anak terlihat bersemangat bercerita sesuatu dengan si kakek dengan ekspresi wajah gembira, dan si kakek pun menanggapinya dengan tersenyum-senyum.
Ah, nak...begitu beningnya hatimu...sehingga begitu cepat rasa sedihmu menguap...hanya dalam hitungan jam. Tidak ada lagi sedih,apalagi marah ke kakekmu.

2. Di bus interchange dekat tempat kerja, beberapa kali sepulang kerja aku melihat anak perempuan ini. Kakinya tidak normal bentuknya, sehingga dia berjalan dengan bertumpu hanya pada kaki kanan, sedangkan kaki kirinya diseretnya. Umurnya mungkin 12-13 tahunan.
Sore itu, aku melihat dia lagi berjalan di depanku. Kali ini dia berjalan lebih cepat, mungkin dia melihat jadwal yang ada di layar tv di terminal bus menunjukkan busnya akan segera datang.
Tapi tetap saja, secepat-cepatnya dia berjalan, si maknyak ini in her forties, masih bisa menyalipnya, dan sampai duluan ke berth (jalur) tempat bus yang biasa aku naikin.
Aku melihat dia terus berjalan tergesa-gesa, tapi...Masya Allah, ekpresi wajahnya terlihat gembira aja tuh. Padahal aku dan ada beberapa orang dewasa yang berpapasan dengan dia mencuri pandang dengan tatapan kasihan.
Dia terlihat tertawa-tawa kecil, dengan sedikit keringat di wajahnya...seperti layaknya anak-anak yang malah tertawa senang main kejar-kejaran.
Ah,nak...begitu banyak pundi-pundi rasa syukur di hatimu...kaki-ku memang lebih sempurna, tapi jiwaku masih sering berkeluh kesah.
Jiwamu jauh lebih sempurna. Tidak ada keluh kesah, tidak ada rasa sedih dengan kondisimu yang berbeda...
Karena Tuhan memang tidak akan salah mencipta, ciptaanNya semua sempurna...dalam caraNya.

Thanks kids for these precious lessons about life 😍



Sep 1, 2015

About akang Google

Yang didengar...kamu lupa
Yang dibaca..kamu ingat
Yang di copas..kamu ingat (dimana nyimpennya) hehehe

Daripada tersimpen di wa, lebih baik simpen disini.
Saya setuju banget dengan tulisan ini.

MENCONTEK SPIRITUALITAS GOOGLE

Posted on August 14, 2015

Rio Beni Arya

Jadi…kenapa sebenarnya Google tidak membuat sebuah teknologi PC (Personnal Computer) atau membuat sebuah Operating System untuk sebuah PC atau Laptop? Saya bertanya tentang itu kepada seorang rekan saya yang kebetulan dulu pernah bekerja di Nokia. Saat dia masih di negara asalnya, China.

Mengetahui fakta bahwa rekan saya ini dulunya pernah bekerja di NOKIA, pembicaraan kami sepanjang jalanan dari Balikpapan menuju Kutai Kartanegara pagi itu diwarnai dengan diskusi ngalor ngidul, dimulai dari kenapa NOKIA tidak memasang Android pada Operating Systemnya, kenapa malah Windows Mobile? Lalu cerita tentang kebangkrutan NOKIA, lalu menyambar pada cerita tentang raksasa teknologi Google.

Banyak hal menarik yang dia ceritakan mengenai Google, tetapi satu hal mengenai pertanyaan saya di atas tadilah yang kemudian menjadi tema menarik kami sepanjang perjalanan.

Kenapa Google tidak membuat Operating System sendiri untuk sebuah PC atau LAPTOP, atau kenapa malah Google tidak merambah bisnis PC?

Lalu rekan saya ini menjelaskan dalam bahasa inggris yang pekat dengan logat China-nya. Ini saya baru tahu sekarang. Menurut dia, ada dua pendekatan besar dalam dunia teknologi komputer.

Pendekatan pertama, adalah golongan yang percaya bahwa trend di masa depan adalah personnal computer. Maksudnya, di masa depan, sebuah komputer haruslah menjadi semakin canggih, semakin complicated, dan mempunyai resource atau kemampuan perangkat yang semakin hebat. Apa sebab, sebabnya adalah sebuah aplikasi akan semakin canggih dan untuk menjalankannya butuh resource dan kemampuan dahsyat. Pada golongan inilah berada IBM dan kawan-kawannya.

Pada sisi yang berseberangan, adalah ORACLE. Yang berpendapat bahwa bukan sebuah PC yang harus menjadi semakin kompleks, melainkan sebuah server. Server, haruslah sangat digdaya, sedangkan sebuah PC atau LAPTOP hanya menjadi corong input dan display dari data yang diolah server. Tetapi, sebuah PC itu bisa tersambung ke server.

Tak ingin berpanjang lebar menceritakan tentang teknologi yang saya sendiri tak paham benar, tetapi ide itulah yang ternyata kemudian dipakai oleh Google.

Google tak membuat PC, juga tak terlalu getol membuat operating system, karena Google percaya, bahwa trend masa mendatang adalah CLOUD COMPUTING, dimana orang-orang akan semakin tergantung kepada server.

Sederhananya, seseorang hanya butuh komputer atau perangkat dengan kemampuan kelas medium, asalkan bisa input data, dan bisa display, dan ini yang paling penting “Terhubung dengan internet”.

Maka kita cobalah lihat semua produk Google. Ada Google maps. Google satelite. Google sky. Street view. Dan segala macam produk Google lainnya kesemuanya bisa dijalankan pada komputer kelas menengah, atau rendah, asalkan punya network yang kencang. Dan Google membuat browser hebat untuk menjadi corong display dan inputnya, yaitu Chrome.

Coba kita bayangkan, seandainya, semua kemampuan google maps, semua bank data Google maps, semua kecanggihan grafik Google maps itu harus disimpan pada sebuah PC, kita butuh PC seberapa dahsyat? PC kelas rendah sampai menengah tak akan sanggup menjalankan aplikasi itu. Tetapi, karena segala perhitungan dan algoritma google maps dijalankan oleh server, dan PC hanya menjadi display saja lewat browser, maka aplikasi yang sejatinya begitu kompleks itu terasa sangat ringan. Bahkan handphone bisa membukanya. Sekali lagi, hanya jika kita punya koneksi internet yang cepat dan stabil.

Wah, ini hal yang sangat menarik dan membuka mata saya. Saya mengucapkan terimakasih kepada rekan saya itu. Lalu tiba-tiba saya terfikir tentang sesuatu.

“You know what,” Saya sampaikan padanya, bahwa saya teringat tentang sebuah wejangan  yang hampir analog dengan cerita dia barusan.

Sepertinya, saya tahu bagaimana mengaplikasikan strategi Google dalam kehidupan sehari-hari.

Rekan saya itu tertarik dan bertanya, bagaimana caranya?

Saya katakan padanya. Kita ini, setiap hari berhadapan dengan berbagai macam masalah dan perhitungan yang sangat kompleks. Masalah pekerjaan. Masalah rumah tangga. Masalah ekonomi. Dan segala macam masalah.
Dan pendekatan kita dalam mengatasi masalah itu selama ini adalah seperti golongan IBM yang merasa harus mengatasi segala masalahnya sendiri.

Akibatnya, kita harus memiliki PC yang demikian kompleks. Kita membebani diri kita sendiri. Sedangkan, hampir kita bisa katakan bahwa mungkin lebih dari sembilan puluh sembilan persen kejadian di dalam hidup ini tak bisa kita kontrol sama sekali, dan setiap kejadian akan berkelindan dengan kejadian lainnya yang saling mempengaruhi dalam hidup ini.

Jika kita ingin menghadapi semua masalah dengan perhitungan kita sendiri, maka kita bisa gila dan depresi. Apa pasal? Perhitungannya luar biasa kompleks.

Maka sebaiknya, kita tiru google. Sebenarnya kita hanya perlu kemampuan input data, dan kemampuan untuk display saja. Selebihnya, biarkan kalkulasinya dijalankan oleh server. Yang Maha Kuasa. Maka hidup kita akan menjadi lebih ringan.

Saya jadi teringat kembali dengan salah satu kutipan bijak dari aforisma Al-Hikam. “istirahatkan dirimu dari tadbir” kata Sang Bijak Ibnu Athoillah.

Apa itu tadbir? Tadbir adalah memastikan hasil usaha. Menghitung-hitung seandainya saya melakukan aksi begini, maka hasilnya PASTI begini.

Just do your part. Input datanya. Dan selebihnya biarkan Sang Maha Server –meski kita tahu tak ada umpama bisa menjelaskannya– yang mengaturnya.

Satu hal saja yang harus kita benar-benar jaga, yaitu “network”, koneksi yang sangat kencang dan stabil pada Sang Maha Server. Dzikrullah.