Feb 26, 2016

Just little kindness

Aku suka nulis kejadian-kejadian kecil sehari-hari, yang menunjukkan little kindness acts dari orang-orang sekitar.
Bagiku itu punya banyak arti:

1. Self reminder dan menginspirasi untuk berbuat yang sama.

2. Berharap kejadian itu menginspirasi lebih banyak orang.
Dengan meng-share apa-apa yang aku tulis ke medsos, aku berharap akan lebih banyak orang terinspirasi untuk melakukan yang sama.

3. Memory rewinder for the kids
Biasanya, selain ditulis, aku share juga ke anak-anak dan suami. Dengan tersisip harapan, hal itu menginspirasi mereka juga.
Dan mudah2an suatu saat ini, mereka berkesempatan browsing ke blog dan Facebook si maknyak ini dan membaca tulisan-tulisan itu. Semoga itu akan me-rewind memory mereka, saat aku share inspiring moments itu...melankolis banget yak :)

Beberapa aku kompilasi di sini.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=815359828528889&id=100001646372057

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=709219189142954&id=100001646372057

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1102697899795079&id=100001646372057

Sunyi sepi sendiri

What is it 'Being good'?

Young Man and the Big Heart

Feb 18, 2016

Kendama, The Phenomenal (part akhir)

Tulisan 2 babak, 31 Maret 3016 dan baru dilanjutkan dan dipost di 2018 wkwk

Tulisan ini sambungan dari dua posting sebelumnya; Kendama, The phenomenal dan Kendama, The phenomenal (part 2)

Berliku-liku banget perjalanan Althaf dan emak-bapaknya ini dengan 'demam' kendama nya.
Mulai dari teguran dan omelan kami karena suara cetak-cetok nya (sewaktu bola dan stick bertumbukan) sampai warning (request lebih tepatnya :)) dari sekolah untuk tidak membelikan lagi kendama untuk Althaf.

1. Confiscated
Karena sekolah melarang mainan ini, sekolah rutin melakukan spot check ke tas anak murid, dan mengambilnya bila ditemukan. Althaf is one of them. Dan itu bukan cuma sekali. Seperti ada dorongan kuat yang tidak bisa dia tahan, untuk membawanya, walaupun sudah pernah ketauan dan kendama ditahan di sekolah.
Untuk hal satu ini, kami terus menerus mengingatkan dia, rule dibuat untuk ditaati, regardless ada yang check atau gak. Sama seperti kita mentaati lampu lalu-lintas.

2. Ditagih taruhan
Kejadian ini mungkin cukup membekas dalam dirinya.
Ini antara Al dan temen2 mainnya di lingkungan rumah. Gak tau gimana mulainya, mereka ini kayak buat challenge, kalo bisa buat move apa gitu...akan dapet kendama temennya...pweeh
Dan..kesimpulan Al kalah..ditagih lah kendama dia hahaha
Ada bagusnya juga...jadi kapok dia ikutan taruhan gitu lagi. Selain kita ingetin juga, bukannya itu sama juga dengan gambling?

3. Ikut kompetisi
Wiihh..ini yang emak cocok banget dah. Gak papa mo maen apa kek apa kek, asal ada aim yang jelas, kayak ikut kompetisi. Walaupun gak menang sih...tapi seneng aja kita ngeliat sekumpulan anak2 saling unjuk kebolehan. Nanti aku share foto2 nya disini










Dan tau cerita akhirnya?
Sekarang masa itu udah lewat tuh...lulus Primary School akhir 2016, dan mulai Secondary School 2017...no cetok cetok lagi di rumah

Feb 15, 2016

Odop tentang odop

Untuk my sweet seventeen posting dibawah hashtag ODOP*, aku mau coba review apa yang didapat dari challenge ini. Yang aku jalankan dengan terseok-seok, kadang 'tepar' selama beberapa hari...tapi kemudian mencoba untuk jalan lagi hahaha...^_^

Niat officialnya sih untuk merekam kejadian-kejadian dalam hidup, baik itu kejadian pada diri sendiri dan keluarga, maupun kejadian-kejadian di sekitar yang membekas di hati dan pikiran. Ini juga niat awal aku buat blog ini di tahun 2007.
Kalo gak 'dipaksakan' untuk ditulis, kejadian-kejadian itu bersliweran aja di pikiran, dan kemudian pelan-pelan mengendap....

Hari-hari awal bergabung, aku memutuskan untuk menulis juga tentang ide-ide atau khayalan ku. Maka ter-posting lah 'Aku si Juragan Sampah', yang tidak lain adalah khayalan ku tentang usaha yang ingin aku lakukan kalau sudah berhenti bekerja di luar rumah...someday.

Aku pernah baca satu artikel yang mengatakan kalau kita menulis, apapun itu (mau dari pemikiran sendiri atau dari hasil mendengar/membaca), sebenarnya pada saat yang bersamaan kita sedang menulisnya di pikiran kita.
Sepertinya it works for me :D
Apa-apa yang aku tulis menjadi reminder untuk diriku sendiri. Seperti, kalau aku sudah mulai lagi membandingkan anak-anak dengan prestasi anak lain...seperti ada lonceng di kepala..."katanya setiap anak itu unik, please deh see 'Kita Sedang marathon, bukan Sprint...Hehehe.
Atau tentang khayalan ku di 'Aku si Juragan Sampah'. Dengan menuliskannya , aku seperti mengaduk lagi endapan-endapan lama, untuk direncanakan, diwujudkan..sedikit demi sedikit. In sya Allah

Ucapan terimakasih untuk ibu-ibu yang terlibat di challenge ini, yang menginisiasi, yang memfasilitasi, juga yang ikut serta. Postingan2 mereka (yang sempet terbaca) menambah wawasan aku tentang banyak hal. Semoga menjadi amal kebaikan dan membawa keberkahan untuk semua. Aamiin.

Note:
*ODOP adalah kependekan dari One Day One Post, challenge atau bisa dibilang juga wadah untuk ibu-ibu yang mau membiasakan menulis. Target menulis setiap hari, selama 99 hari. Dimulai 4 Januari 2016

Kendama, The phenomenal (part 2)

Nyambung posting sebelumnya, jadi kenapa mainan ini dianggap mengganggu? Aku melihatnya ada beberapa alasan:

1. Cara bermain kendama adalah dengan memutar2 bola (dama) yang terhubung dengan tali ke stick (ken), untuk kemudian memposisikan bola itu di salah satu cup atau menancapkannya pada ujung stick. Kalau tidak hati-hati atau space tidak cukup luas, bola yang diputar ini bisa mengenai orang lain..aku pernah kena, lumayan sakit juga :(
Pernah suami melihat anak yang main kendama di MRT dan bolanya mengenai penumpang.

2. The boys kalau sudah keranjingan dengan ini, jadi lupa waktu dan tempat. Bangun tidur yang dicari kendama, di lift yang dimainkan kendama. Sama kondisinya dengan games yang ada di gadget..bedanya ini benda real, dan biasanya mereka bermain bersama teman..yang real juga, bukan virtual seperti main games di handphone :)

Foto 1
Kemana mana dibawa, di swing sana sini...gimana gak gemes orang orang liatnya? wkwkw

Foto 2
Sign di pintu masuk sebuah toko, pas lagi demam demamnya kendama :)





Trus, bagaimana  kami deal dengan Al, yang one of these boys?
Stay tune for next posting ^_^

Feb 14, 2016

Kendama, The phenomenal

Dalam sejarah aku sebagai orang tua, mungkin mainan ini yang paling fenomenal.
Deal dengan Althaf yang addicted dengan ini, sampai sekarang.
Banyak anak-anak lainnya juga sama seperti Althaf. Saking dianggap cukup menganggu, sampai-sampai Ministry of Education Singapore (setara Mendikbud) melarang permainan ini di sekolah pada tahun 2016. Sekolah Althaf sendiri sudah melarang duluan untuk dibawa dan dimainkan di sekolah sejak tahun 2015.
Dari beberapa artikel yang aku baca, kendama berasal dari permainan tradisional Jepang, terbuat dari kayu.
Ken adalah sejenis tongkat dengan dua cekungan, dinamakan cup, dan satu ujung pipih yang dinamakan spike.
Dama sendiri berarti bola. Dua benda ini dihubungkan dengan tali.
Aku suka takjub dengan keahlian anak-anak yang memainkan ini. Bagiku pribadi, ini bukan skill sembarangan.
Tapi kenapa jadi dianggap mengganggu? Kita sambung lagi di posting berikutnya. Supaya utang odop saya juga berkurang ^_^

Foto 1
Kendama secara jelas terpampang sebagai barang yang tidak boleh di bawah di sekolah Althaf
 
Foto 2
Makan di restoran pun, kendama turut serta


 
 
Foto 3
Althaf memperkenalkan mainan ini ke sepupu-sepupu sewaktu liburan ke Indonesia
 

Feb 10, 2016

Cat Welfare Society di St.John's Island

Hari Minggu lalu, 7 February, Alhamdulillah kita dapat pengalaman baru sewaktu berkunjung ke St. John's Island. Ini pulau milik Singapura, terletak di selatan Singapura, sekitar 30 menit naik Ferry dari mainland Singapore. Selain pulau ini, ada juga Kusu Island, Sister's Island.

Disana kita ketemu dengan dua orang wanita muda yang sibuk memberi makan kucing-kucing liar disana. Aku sempet ngajak ngobrol mereka, karena penasaran aja. Niat banget gitu yak...^_^
Mereka dari Cat Welfare Society, Singapore. Mereka secara rutin mengirim makanan kucing (dry food) ke pulau ini, untuk diberikan ke kucing-kucing liar itu, dengan bantuan beberapa pengawas pulau.
Dan setiap ada kesempatan, volunteers seperti dua wanita muda ini, datang berkunjung membawakan makanan kucing kalengan. Menurut mereka, sebelumnya, kucing-kucing liar itu diberi makanan seadanya oleh para petugas pengawas pulau.

Seneng rasanya melihat kegiatan mereka. Tidak ada publikasi, tidak ada ceremony, just for a good cause :)






Feb 4, 2016

Ber-Indonesia Raya

Setiap pagi, sembari menyiapkan sarapan dan membantu persiapan anak-anak berangkat sekolah, aku memutar radio Indonesia lewat radio streaming. Hanya sekedar untuk 'menghidupkan' suasana.

Awalnya dengerin radio Mqfm. Tapi karena suatu hari radio streaming nya error, aku pindah ke Rasil Fm. Eh, keterusan sampe hari ini.

Yang aku lebih suka radio dari radio Rasil adalah doa pagi nya, setelah adzan subuh. Bagiku...meresap sekali ke dalam jiwa...:)
Setelah itu, mereka juga memutar lagu Indonesia Raya...duh...rasanya semakin cinta dengan tanah air tumpah darah :D.

Beberapa pagi belakangan ini..Althaf terdengar ikut nyanyi potongan-potongan lagu itu, sementara Shifa terdengar bersenandung juga walau pelan-pelan...
Si maknyak rasanya gimanaaa gitu hehehe.

Semoga kalian gak lupa tanah air ya guys...yang masih banyak pr-nya!

Sebenernya sih bukan cuma pr nya presiden, menteri-menteri, pejabat tinggi, atau para guru...tapi pr nya each of us. Kalau setiap kita menjunjung tinggi akhlak mulia, kemudian mengenalkannya ke seluruh anggota keluarga; ayah ke istri dan anak, begitu juga ibu; boss ke anak-anak buahnya..In sya Allah negeri kita jadi negara besar...

Feb 1, 2016

First things first

Minggu lalu kita makan pagi di warung makan Selera Rasa di daerah Ang Mo Kio. Warung makan adalah terjemahan bebas saya untuk food stall, sedangkan orang local Malay sini menyebutnya Kedai makan. Nasi lemaknya dikenal lezat, katanya nomor satu di Singapura. Bahkan kabarnya Presiden Indonesia (Saya lupa Yang mana, SBY atau JKW) kalau ke Singapura selalu minta sarapan nasi Lemak dari warung makan ini. Yang aku kunjungi cabangnya, pusatnya sendiri di Adam Road.

Sampe sana, antrian sudah panjang. Pas giliran aku, eh nasi nya pas habis dan Ayam goreng masih dimasak. Berdirilah aku di antrian terdepan.

"Tutupnya hari apa, Kak" Tanya ku. Hanya memulai obrolan dan pengen tau aja, supaya gak kecele kalo kesitu lagi.

"Kami tutup setiap Jumat."

"Oh...biasanya food stall yang lain pilih Senin. kenapa pilih Jumat, kak" Dari beberapa tempat makan yang aku tau, mereka pilih tutup di Hari Senin. Katanya Karena biasanya Minggu paling ramai pengunjung. Ada juga yang beralasan Senin gak begitu banyak orang makan di luar. Sudah cukup dilakukan di Hari Minggu.

"Di sini kami punya pegawai pria, yang harus sholat Jumat. Jadi kami pilih lah Jumat sebagai Hari libur." 

As simple as that.

Tidak ada analisis ramai tidaknya pengunjung, seperti yang aku duga sebelumnya...tapi ini cukup untuk aku merenung. Kadang tidak diperlukan analisis, strategi yang rumit untuk memutuskan sesuatu...just ikuti hati nurani, and let Allah do the rest.

Jadi malu...inget pas liburan Desember tahun lalu. Dengan apps canggih yang bisa memberikan info jadwal dan harga ticket pesawat dari berbagai airlines, kita dengan bangganya bisa mendapatkan tiket pesawat termurah di musim liburan akhir tahun, pada hari Jumat, sesuai rencana. Baru ngeh beberapa hari sebelum berangkat, kalau jadwal yang dipilih sekitar waktu dzuhur...ayah dan Althaf missed their Friday prayer...:(

Betapa bedanya kami dengan Pemilik warung makan itu. Hanya untuk saving sekali itu saja, kami mengorbankan apa yang diperintahkan. Bagi si pemilik stall ini...First things first, let others follow.

Dan betapa Maha Santun Allah dalam mengingatkan hamba Nya. Hanya dengan obrolan sambil lalu, aku belajar sesuatu hal penting dalam hidup...