"Rabbi, bangunkan untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; biar ia menjadi tempat berteduh jiwaku dari terik & derasnya arus dunia
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; biar ahli dunia berebut istana; cukup bagiku majelis kecil padaMu bermesra
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; biar di sana tersimpan segala puji yang orang beri & aku tak layak menerima
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; jika lelah-lukaku, pedih-galauku, & lara-dukaku untukMu; di sanalah rehatku
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; agar aku yakin selalu; dunia ini persinggahan sejenak, seberangan selintas
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; yang sejak kini telah jadi peraduan hati, memulihkan taatku setiap tertatih
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; janganlah kelaliman durjana & khianat kekasih membatalkan imanku & rahmatMu
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu satu rumah di surga itu"; bimbing aku mengetuk-ngetuk pintunya sejak kini; dengan bakti tak henti-henti.
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; jadikan shalawatMu sebagai pokoknya, ridhaMu pilarnya, rahmatMu penaungnya
"Rabbi, bangun untukku di sisiMu sebuah rumah di surga itu"; demikian doa Asiyah yang mulia, istri Fir'aun si durjana; kami hayati makna
--Taken from tweets Salim A. Fillah @ salimafillah
No comments:
Post a Comment